Tuesday, January 10, 2012

Maria dan Firdasari kompakan kalah


Seperti yang sudah gw duga sebelumnya, tunggal putri Maria Febe Kusumastuti atau lebih populer di kalangan pecinta bulutangkis dengan sebuatan Mbak Tutik, juga si seksi yang demen komat kamit baca basmalah on the court, Adrianti Firdasari, gagal membendung air bah dari Korea dan China.

Firdasari performing - kalah!
Di ajang Maybank Malaysia Open Super Series yang merupakan turnamen kedua super series yang digelar pada tahun ini, kedua tunggal putri andalan Indonesia kalah mengenaskan dua set langsung. Semua judulnya 'dua', semoga kekalahan ini tidak menambah jumlah pebulutangkis Indonesia yang gagal melaju ke babak kedua. Secara wakil Indonesia kali ini tergolong cukup banyak hampir mencapai angka 20 wakilnya di main draw.

Mba Tutik seperti biasa harus pontang panting meladeni permainan Bae Yun Joo dan menyerah 16-21 10-21. Disusul dengan antusiasnya oleh kekalahan si seksi Adrianti Firdasari atas ratu bulutangkis tunggal putri dari tiongkok mba Wang Yihan, 13-21 15-21 dalam waktu 30 menit lebih 3 menit.

Kegagalan mereka tidak serta merta membuat gw kecewa sebenarnya. Karena kekalahan beruntun yang melanda tunggal putri Indonesia sekarang ini menjadi lazim dan bukan berita heboh yang bikin kening berkerut.

Apalagi sebelum kekalahan mereka, Indonesia sudah meloloskan wakilnya di babak kedua melalui pasangan Mohammad Rijal / Debby Susanto. Tentu saja kabar ini sangat menggembirakan dan membuat hati lega. Dugaan gw mereka menerapkan strategi Battle Dawn sebelum menundukkan wakil Jerman Michael Fuchs / Birgit Michels, yang beberapa kali menyulitkan pasangan Indonesia seperti Tantowi Ahmad / Lilyana Natsir.

Lindaweni takluk di tangan Tee Jing Yi
foto : Maria Febbe yang juga kandas
Kembali lagi ke kekalahan Maria dan Adrianti. Gw sebagai pecinta badminton, sebenanya sedikit heran dengan kedua pemain ini. Mereka bisa dibilang nggak jelek-jelak amat permainannya, dilihat dari postur (Adrianti Firdasari) dan agresifitas (Maria Febe Kusumastuti) terbilang cukup oke. Tapi ternyata itu saja nggaklah cukup karena satu hal yang kentara gw perhatikan, mereka tidak mempunyai senjata mematikan. Kalaupun punya, senjata mereka seolah tidak berguna karena pola serangan yang monoton sehingga tidak ada kesempatan untuk melancarkan senjata andalannya itu. Dan seperti yang banyak diamati para pengamat bulutangkis yang paling awam sekalipun, kita bisa menilai banyak sekali kekurangan mereka berdua sebagai pemain bulutangkis.

Yah, Apapun itu, hasil yang mereka toreh di Maybank Malaysia Open Super Series 2012 mudah-mudahan bisa membuka mata PBSI untuk segera berbenah dan menyiapkan generasi penerus badminton yang memiliki talenta dan mental baja. 

Foto courtesy of pb-pbsi.org 

0 comments:

Post a Comment