Wednesday, January 11, 2012

Rintangan pertama Taufik dilewati dengan mudah


Taufik Hidayat berhasil melewati rintangan pertama pada kejuaraan Maybank Malaysia Open Super Series 2012. Kemenangan dua set langsung atas Chou Tien Chen ( 21-14 21-9) artinya tidak ada lagi 'kejutan' dari calon legenda bulutangkis Indonesia ini.

Pertemuan mereka di turnament yang digelar di National Sports Complex, Bukit Jalil ini merupakan pertemuan yang ketiga. Sebelumnya mereka sudah bertemu dua kali dan berbagi kemenangan. Taufik Hidayat menelan kekalahan saat YONEX Open Japan 17-21 21-12 18-21 dan meraih kemengan di ajang Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold.

Kemenangan kali ini membuat kedudukan taufik unggul 2 : 1 atas Chou Tien Chien.

Di babak kedua, Taufik akan bertemu pemain andalan Vietnam yang secara mengejutkan berhasil membungkam Wang Zengmin (meski di atas kertas Tien Minh Nguyen lebih diunggulkan ketimbang Wang Zengmin).

Pertemuan keduanya bakal menjadi pertemua kelima sepanjang perjalanan karir mereka. Dengan berbekal keunggulan 3 : 1 atas Tien Minh nguyen, gw berharap Taufik bisa mengalahkannya sama seperti ketika mengalahkan Chou Tien Chien yang tergolong cukup telak.

Kalau bicara tentang prediksi, gw masih tetap memegang Taufik Hidayat mengingat rekor dan kebiasaan Taufik yang lebih mengkhawatirkan menelan kekalahan ketika berhadapan dengan pemain muda atau pebulutangkis yang sedang menanjak masa emasnya.

Break sejenak.... Lihat dulu jumping smash Mbak Tutik ya....

Sudah capek-capek nyemes tetep kalah.
Musti belajar sama SM*SH
Foto courtesy of pb-pbsi.org

Jika berhasil melewati Tien Minh Nguyen, maka kemungkinan besar bakal bersua dengan temannya, datuk Lee Chong Wei sang juara Victor Korea Open Premier Super Series 2012. Mampukah taufik Hidayat mengalahkan konsistensi Lee?

Tuesday, January 10, 2012

Maria dan Firdasari kompakan kalah


Seperti yang sudah gw duga sebelumnya, tunggal putri Maria Febe Kusumastuti atau lebih populer di kalangan pecinta bulutangkis dengan sebuatan Mbak Tutik, juga si seksi yang demen komat kamit baca basmalah on the court, Adrianti Firdasari, gagal membendung air bah dari Korea dan China.

Firdasari performing - kalah!
Di ajang Maybank Malaysia Open Super Series yang merupakan turnamen kedua super series yang digelar pada tahun ini, kedua tunggal putri andalan Indonesia kalah mengenaskan dua set langsung. Semua judulnya 'dua', semoga kekalahan ini tidak menambah jumlah pebulutangkis Indonesia yang gagal melaju ke babak kedua. Secara wakil Indonesia kali ini tergolong cukup banyak hampir mencapai angka 20 wakilnya di main draw.

Mba Tutik seperti biasa harus pontang panting meladeni permainan Bae Yun Joo dan menyerah 16-21 10-21. Disusul dengan antusiasnya oleh kekalahan si seksi Adrianti Firdasari atas ratu bulutangkis tunggal putri dari tiongkok mba Wang Yihan, 13-21 15-21 dalam waktu 30 menit lebih 3 menit.

Kegagalan mereka tidak serta merta membuat gw kecewa sebenarnya. Karena kekalahan beruntun yang melanda tunggal putri Indonesia sekarang ini menjadi lazim dan bukan berita heboh yang bikin kening berkerut.

Apalagi sebelum kekalahan mereka, Indonesia sudah meloloskan wakilnya di babak kedua melalui pasangan Mohammad Rijal / Debby Susanto. Tentu saja kabar ini sangat menggembirakan dan membuat hati lega. Dugaan gw mereka menerapkan strategi Battle Dawn sebelum menundukkan wakil Jerman Michael Fuchs / Birgit Michels, yang beberapa kali menyulitkan pasangan Indonesia seperti Tantowi Ahmad / Lilyana Natsir.

Lindaweni takluk di tangan Tee Jing Yi
foto : Maria Febbe yang juga kandas
Kembali lagi ke kekalahan Maria dan Adrianti. Gw sebagai pecinta badminton, sebenanya sedikit heran dengan kedua pemain ini. Mereka bisa dibilang nggak jelek-jelak amat permainannya, dilihat dari postur (Adrianti Firdasari) dan agresifitas (Maria Febe Kusumastuti) terbilang cukup oke. Tapi ternyata itu saja nggaklah cukup karena satu hal yang kentara gw perhatikan, mereka tidak mempunyai senjata mematikan. Kalaupun punya, senjata mereka seolah tidak berguna karena pola serangan yang monoton sehingga tidak ada kesempatan untuk melancarkan senjata andalannya itu. Dan seperti yang banyak diamati para pengamat bulutangkis yang paling awam sekalipun, kita bisa menilai banyak sekali kekurangan mereka berdua sebagai pemain bulutangkis.

Yah, Apapun itu, hasil yang mereka toreh di Maybank Malaysia Open Super Series 2012 mudah-mudahan bisa membuka mata PBSI untuk segera berbenah dan menyiapkan generasi penerus badminton yang memiliki talenta dan mental baja. 

Foto courtesy of pb-pbsi.org 

Indonesia meloloskan 16 wakilnya di babak utama maybank open super series


Meloloskan 16 wakilnya di babak utama Maybank Malaysia Open Super Series 2012 menjadikan posisi Indonesia menempati urutan ketiga, negara dengan jumlah peserta terbanyak pada event tahunan ini. Ya Allah, kok bahasanya jadi berasa tersesat di jaman renaissance begini sih?

Intinya adalah hari ini, setelah melalui babak kualifikasi, Indonesia akhirnya berhasil meloloskan dua wakilnya, Maria Febe Kusumastuti sama Adriyanti Firdasari. Sayangnya langkah mereka agak terjal karena sudah harus bersua dengan jagoan Korea si jelita Bae Youn Joo sama kembaran Sony Dwi Kuncoro, Wang Yihan. Meski begitu, gw tetap berdo'a semoga keduanya mampu mengatasi lawan-lawannya meski kalau bicara jujur kemungkinan menang melawan pemain sekaliber marga Wang, laksana menginap di Bali Dream Suite Pool seminggu sekali.

Kenapa perumpamaannya seperti itu? jawabannya tentu karena gw menyadari kemampuan kedua pebulutangkis Indonesia itu bak langit dan awan hitam. Sama halnya dengan kemampuan keuangan gw yang nggak bakal cukup untuk biaya transport ke bali sekalipun.

Aksi Frans/Shendi saat takluk di babak kualifikasi
Foto courtesy of pb-pbsi.org

Sementara itu, untuk pebulutangkis yang lain gw masih sangat berharap banyak sama Simon meski sangat berat. Tapi boleh dong, di tengah terpuruknya prestasi badminton Indonesia di kancah dunia, gw masih berharap terjadi All Indonesia final. Jadi bisa menyaingi Korea yang baru-baru ini menempatkan dua wakilnya dalam sebuah event di babak pamungkas. Ya meski levelnya "cuma" grand prix gold, tepatnya di kejuaraan HWASUN VICTOR Korea Grand Prix Gold.

Kemudian harapan gw juga bertumpu pada pasangan mix dobel Tantowi Ahmad / Lilyana Natsir. Prestasi mereka memang sedang nggak stabil, kemaren saja waktu Victor Korea Open, pasangan ini harus mengakui keunggulan Lee Yong Dae sama partnernya. Tapi tentu saja, lain hari pasti lain cerita, apalagi Lee Yong Dae batal hadir mengikuti jejak musuh bebuyutannya Cai Yun / Fu Haifeng.

Di bagian ganda putri, kiprah paling ditunggu-tunggu tentu saja pasangan Anneke Feinya Agustine / Nitya Krishinda Maheswari. Pasangan ini di beberapa forum terutama bulutangkis.com bener-bener udah jadi idola. Mereka bilang dengan menambah power, mereka layak disejajarkan dengan ganda putri elit seperti Wang Xiaoli / Yu Yang, atau paling nggak sejajar lah dengan ganda putri Korea atau Jepang yang terkenal ulet dan alot.

Di sektor ganda putra, Indonesia masih bertumpu sama pasangan peringkat 7 dunia, Mohammad Ahsan / Bona Septano. Tapi prediksi gw nampaknya kurang enak dibaca. Untuk nangkring di peringkat sepuluh besar dunia mungkin memang sudah menjadi jatah mereka. Namun untuk menjuarai turnamen sekelas Super Series, kemudian memuncaki rangking BWF atau meraih emas olimpiade London menyamai torehan prestasi senior mereka, Markis Kido / Hendra Setiawan saat olimpiade Beijing, pasangan ini wajib jungkir balik siang dan malam.

Nah untuk lebih lengkapnya, siapa saja pebulutangkis Indonesia yang bakal perform di babak utama, simak daftarnya beserta sedikit prediksi dan saran dari gw disini saja. Yang pasti, kuantitas nggak menjadi jaminan bakal menggondol gelar. Mari kita berkaca sama torehan prestasi datuk Lee Chong Wei, jagoan Malaysia semata wayang.